Kamis, 24 Desember 2015

Ingatlah, Ini Tanda Cinta Sang Istri yang Sering Tak Dipahami Suami


PRIA dan wanita merupakan dua insan yang sangat berbeda. Hal itu juga termasuk saat menghadapi masalah hubungan pasangan suami dan isteri. Sering kali suami tidak memahami istrinya.

Ketika seorang istri curhat, suami mengira istrinya terlalu banyak bicara, cerewet, atau bahkan mengganggu. Padahal, curhatnya istri kepada suami merupakan tanda cinta.

Seperti dikutip dari webmuslimah, seorang wanita, saat menghadapi masalah atau kelelahan, ia akan berbicara kepada orang yang dipercayainya agar memperoleh kelegaan dan ketenangan jiwa. Ia akan menceritakan panjang lebar masalahnya dan setelah itu ia akan merasa lebih baik.

Berbeda dengan pria yang cenderung ingin menyelesaikan masalahnya sendiri, wanita menyelesaikan masalahnya pertama-tama dengan cara berbagi perasaan.

Bagi wanita, membagi kesulitan dengan orang lain merupakan tanda cinta dan kepercayaan. Makanya, ketika istri sering bercerita kepada suami, ketahuilah bahwa itu adalah tanda cinta

Bukan karena istri cerewet, bukan juga karena istri orang yang lemah dan bukan juga karena istri ingin mengganggu. Ia sedang berusaha memperoleh kelegaan.

Bagi seorang wanita, menceritakan permasalahan yang dihadapinya bukanlah beban. Wanita tidak malu-malu memiliki masalah, tidak seperti pria yang menyimpan sendiri permasalahannya kecuali jika benar-benar membutuhkan pertolongan dan saran dari orang yang “ahli”.

Wanita tidak berorientasi pada hasil dan prestasi sebagaimana pria, tetapi berorientasi pada hubungan dan cinta.

Ketika wanita banyak berbagi cerita kepada suami, sesungguhnya itu adalah tanda bahwa ia mencintai dan mempercayai suaminya. Yang ia butuhkan sebenarnya hanyalah didengarkan. Didengarkan sebaik-baiknya, bukan diacuhkan, dikomentari, apalagi dipotong dengan “solusi” sebelum ceritanya selesai.

Ketika istri baru mulai cerita kemudian suami berkomentar:
“Kamu kan sudah cerita masalah ini sebelumnya”
“Ini sudah keempat kalinya”
“Yah, lagi-lagi masalah yang ini”
Ini merupakan kesalahan pertama. Menyela.

Kesalahan kedua yang umum dilakukan suami, ia berorientasi memecahkan masalah yang diceritakan oleh istrinya padahal sang istri hanya butuh didengarkan.

Misalnya istri mengeluhkan betapa capek dirinya setelah seharian beraktifitas.
“Hari ini aku capek sekali”
“Mestinya kamu nggak usah ikut pengajian dan rapat. Cukup salah satunya saja”
“Tapi aku senang. Pengajian dapat ilmu, rapat juga untuk melebarkan sayap dakwah. Hanya saja tadi tempatnya berjauhan”
“Kamu usul lah agar dijadikan satu tempat”
“Kasihan ibu-ibu panitianya beda”
“Ya kalau gitu nggak usah mengeluh”
“Aku nggak mengeluh”
“Lha tadi apa?”
“Ah, kamu selalu nggak bisa mendengarkan curhatku”
“Aku kan sekarang sedang mendengarkan. Kalau nggak mendengarkan, aku nggak mungkin bisa ngasih saran kan”
Akhirnya pertengkaran tak dapat dihindarkan.

Para suami, mari menyadari bahwa pria dan wanita tidaklah sama. Dan saat istri Anda sedang bercerita, yang ia butuhkan hanya didengarkan dan dukungan.

BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA

Halaman Berikutnya