Kamis, 24 Maret 2016

Mengapa Sebelum Operasi Pasien Diwajibkan Berpuasa? Ternyata Inilah Alasannya

Dunia Syariat. Biasanya puasa diharuskan selama enam sampai delapan jam sebelum operasi dimulai. Bagi masyarakat awam, hal ini tentu menjadi salah satu tanda tanya besar. Dunia kedokteran memiliki aturan baku dalam menyelamatkan para pasiennya. Salah satunya aturan  adalah harus berpuasa sebelum menjalani operasi.

Mengapa Sebelum Operasi Pasien Diwajibkan Berpuasa


Mengingat kondisi pasien saat menjalani operasi membutuhkan nutrisi, namun justru diharuskan untuk menjalani puasa dengan rentan waktu yang cukup lama. Tidak jarang keluarga tanpa sepengetahuan dokter memberi minuman atau makanan karena kasihan melihat kondisi pasien yang terlihat kehausan dan kelaparan.

Lantas apa alasan dokter mengharuskan pasien berpuasa sebelum menjalani operasi? Dan apakah semua operasi harus dilalui dengan cara itu? Mengingat hampir semua orang bisa saja  menjalani jenis operasi yang berbeda dengan tingkat keparahan yang berbeda pula. Ternyata aturan ini sudah sesuai dengan standar kesehatan dan dilakukan demi keselamatan nyawa pasien saat sedang menjalani operasi.

Sebelum menjalani operasi, seorang akan mendapat bius terlebih dahulu agar tidak merasakan sakit ketika proses operasi berjalan. Dalam dunia medis, ada dua bius yang biasa digunakan yakni bius lokal dan bius umum. 

Ini berkaitan erat dengan alasan harus berpuasa sebelum tindakan operasi.

Bius lokal hanya menghilangkan rasa sakit dibagian tubuh yang dioperasi saja. Sedangkan bius umum, akan membuat anda tidak sadar sepenuhnya. Hal tersebut biasanya akan berlangsung selama prosedur operasi. Mulai dari awal hingga selesai.

Biasanya pasien yang akan mendapatkan pembiusan umum, anda tidak akan diizinkan makan dan minum apapun. Hal tersebut disebabkan, ketika anda berada di bawah pengaruh bius, reflek tubuh anda akan dihentikan sementara waktu.

Kondisi yang mungkin akan terjadi jika anda makan dan minum sebelumnya pembiusan dilakukan adalah, adanya  kemungkinan anda akan muntah atau akan terjadi regurgitasi (yaitu naiknya makanan ke tenggorokan).

Jika hal tersebut terjadi, makanan yang dimakan bisa saja masuk ke paru-paru dan mempengaruhi pernapasan, serta menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Muntah pada kondisi ini sangat berbahaya, karena isi lambung dengan pH (derajat keasaman) 2,5 atau kurang yang masuk ke dalam bronchus ( cabang tenggorok ) akan mengakibatkan terjadinya kematian sel/jaringan  epitel dan terjadi sembab jaringan paru-paru dengan alveoli penuh dengan hyaline (zat pembentuk dinding kista), eksudat (bahan yang merembes melalui pembuluh darah pada peradangan) dan sel-sel darah merah.

Pada awal terjadinya muntah ini, mungkin kondisi pasien tidak banyak menunjukkan gejala.Tetapi beberapa saat kemudian, pasien bisa jatuh dalam dalam keadaan yang sangat berbahaya, yaitu disertai sianosis (kulit selaput lendir pucat kebiruan karena kurang oksigen), sesak nafas dan takikardi (frekuensi denyut jantung meningkat/berlebihan) yang dapat menyebabkan kematian. Dalam medis, sindroma masuknya isi lambung ke dalam paru-paru disebut dengan sindroma mendelson.

Hal ini disebabkan tingginya tekanan dari cairan dalam lambung, letak lambung yang lebih tinggi daripada letak faring dan akibat tekanan intraesofageal yang relatif menurun. Seperti diketahui, makanan yang kita konsumsi, akan tertahan sampai sekitar 6 jam dalam lambung dan untuk kemudian secara bertahap didorong ke usus (duodenum ).Sehingga secara teoritis setelah sekitar 6 jam lambung akan kosong.

Jadi, sudah sangat jelaskan kenapa sebelum seorang pasien dioperasi disuruh puasa terlebih dahulu.Tindakan tersebut tdak akan membahayakan si pasien. Sehingga sebaiknya pasien selalu mengikuti saran dokternya.

Sumber: [Infoyunik.com]

BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA

Halaman Berikutnya