Pekerjaan dimulai pada Kamis (10/3/2016) untuk memasang payung lipat terbesar di dunia di halaman utara Masjidil Haram di Mekkah.
Ini adalah payung pertama dari delapan payung raksasa berteknologi tinggi dan 54 payung kecil yang akan dipasang di Masjidil Haram dalam enam bulan mendatang.
Diproduksi di Jerman, masing-masing kanopi payung itu akan terdiri dari sebuah jam raksasa, layar pedoman untuk jamaah, AC, dan kamera pengintai. Setiap payung akan memiliki tinggi 45 meter dan berat 16 ton. Payung Ini akan menaungi area seluas 2.400 meter persegi ketika terbuka.
Sebanyak 25 insinyur, teknisi spesialis, dan ahli keamanan dari Jerman akan mengawasi proses instalasi dan mekanisme operasi elektronik. Sebanya 54 payung kecil juga akan dipasang di halaman utara, yang menutupi area seluas 19.200 meter persegi. Sebagai bagian dari proyek itu, sebanyak 122 bangku akan disedakan untuk jamaah agar bisa beristirahat, serta gedung layanan juga akan dibangun. Pekerjaan infrastruktur untuk instalasi kanopi sudah dimulai.
Seluruh halaman utara yang membentang dari gedung King King Fahd Expansion ke gedung King Abdullah Expansion di Masjidil Haram akan memiliki kanopi ketika proyek ini selesai. Area yang dinaungi payung memiliki kapasitas untuk menampung sekitar 400.000 jamaah.
Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci akan mengawasi proyek ini, bekerja sama dengan para spesialis dari Departemen Pendidikan dan perusahaan kontraktor, yang melaksanakan perluasan terbesar yang pernah ada di Masjidil Haram.
Pada bulan Desember 2014, beberapa minggu sebelum wafatnya, Raja Abdullah memerintahkan untuk memasang payung di halaman sekitar Masjidil Haram.
Kemudian Sheikh Abdulrahman Al-Sudais, kepala presidensi, mengumumkan bahwa Raja Abdullah memerintahkan untuk memberikan naungan di halaman luar Masjidil Haram, selain daerah yang disetujui dalam proyek Ekspansi Raja Abdullah, dengan luas tambahan diperkirakan 275.000 meter persegi. Lebih dari 300 kanopi akan memberikan naungan dari sinar matahari bagi jamaah Masjidil Haram, katanya.
Sebelumnya, hampir 250 payung serupa telah dipasang di alun-alun sekitar Masjid Nabawi di Madinah sebelumnya. Seperti bunga-bunga mekar, payung-payung itu diprogram untuk melipat dan membuka secara berurutan selang beberapa menit untuk menghindari tabrakan antara bagian yang bergerak. Gerakannya juga tidak menimbulkan suara dan dipengaruhi oleh cuaca harian. Sehingga, bila seharian penuh Madinah dirundung panas yang menyengat, payung itu akan mekar lebih lama.
Saat malam tiba, payung itu akan menutup dan membiarkan panas matahari siang yang tersimpan di lantai tersalurkan ke udara. Sebaliknya, bila musim dingin berlangsung di Madinah, payung itu akan tetap mekar sehingga panas yang disimpan pada lantai masjid tetap menghangatkan suhu kompleks Masjid Nabawi. [Arrahmah]
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya