2 Musibah Besar Ini Akan Menimpa Orang Yang Gemari Berhutang Tetapi Tak Pernah Melunasi
Tidak harusnya untuk seorang muslim meremehkan perkara hutang piutang, Karena apabila hal sejenis ini ditangani jadi sama saja orang itu telah menyepelekan permasalahan ruh dan akhiratnya.
Sahabatku, Islam yakni agama yang prima, Kecuali mengatur hubungan pada manusia dengan Rabbnya, Islam juga mengatur hubungan pada manusia dengan manusia dan makhluk yang lain.
Dalam hal ini, Islam mengatur hubungan jalinan sesama manusia melalui langkah yang terbaik. Islam mengajarkan bermacam akhlaq dan mu'amalah yang baik dalam semua transaksi yang dibenarkan dan disyari’atkan, siraman Sebagai contoh yakni transaksi jual beli, sewa menyewa, gadai termasuk dalam hal ini yakni transaksi pinjam meminjam atau utang piutang.
Utang piutang yaitu satu tipe muamalah yang dibenarkan syari’at Islam. Transaksi ini mesti ditangani sama seperti syari’at Islam, tak dapat menipu, tak dapat ada unsur riba, tak dapat ada kecurangan dan kebohongan, dan yang perlu diperhatikan yakni, hutang mesti dibayar.
Selain itu, tiap-tiap transaksi utang piutang harus dicatat atau ditulis nominal serta waktu pelunasannya. Ini sebagai janji dan janji mesti ditepati. Apabila saat jatuh tempo memang belum bisa untuk membayar, jadi berikanlah pada yang berikan hutang bila kita belum bisa membayarnya pada hari atau minggu ini atau bln. ini dan minta tempo lagi, agar diberi kelonggaran waktu pada hari, atau minggu, atau bln. setelah itu.
Dalam beberapa hadits, Baginda Rasulullah SAW pernah menjelaskan tentang musibah besar untuk siapa saja yang berhutang namun tak melunasinya, satu diantaranya yakni sebagai berikut,
1. RUH SEORANG MUKMIN AKAN TERKATUNG-KATUNG (TERTAHAN) PADA HUTANGNYA HINGGA DILUNASI
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda :
نَف�'سُ ال�'ـمُؤ�'مِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَي�'نِهِ حَتَّىٰ يُق�'ضَى عَن�'هُ
Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab utangnya sampai
hutang dilunasi. (HR.
Bahkan,
Rasulullah pernah menjelaskan, walau seorang mukmin itu mati
dalam keadaan syahid, hutang pasti akan tetaplah ditangguhkan
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu bila Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُغ�'فَرُ لِلشَّهِي�'دِ كُلُّ ذَن�'بٍ إِلَّا الدَّي�'نَ
Orang yang mati syahid diampuni semuanya dosanya, kecuali utang (HR. Muslim)
2. SIAPA SAJA YANG MATI NAMUN BELUM MELUNASI HUTANG, MAKA SURGA HARAM BAGINYA
Seperti diterangkan oleh Rasulullah SAW,
عَن�' سَمُرَةَ ب�'نِ جُن�'دُبٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى جَنَازَةٍ فَقَالَ أَهَا هُنَا مِن�' بَنِى فُلاَنٍ أَحَدٌ. قَالَهَا ثَلاَثاً فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالَ لَهُ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- مَا مَنَعَكَ فِى ال�'مَرَّتَي�'نِ الأُولَيَي�'نِ أَن�' تَكُونَ أَجَب�'تَنِى أَمَا إِنِّى لَم�' أُنَوِّه�' بِكَ إِلاَّ لَخَي�'رٍ إِنَّ فُلاَناً - لِرَجُلٍ مِن�'هُم�' - مَاتَ إِنَّهُ مَأ�'سُورٌ بِدَي�'نِهِ. قَالَ قَالَ لَقَد�' رَأَي�'تُ أَه�'لَهُ وَمَن�' يَتَحَزَّنُ لَهُ قَضَو�'ا عَن�'هُ حَتَّى مَا جَاءَ أَحَدٌ يَط�'لُبُهُ بِشَى�'ءٍ
Samurah bin Jundub berkata : “Kami pernah bersam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di hadapan seorang jenazah, lalu beliau bersabda : “Apakah disini ada seorang dari Bani Fulan? ”, beliau kemukakan pertanyaan itu sebanyal tiga kali, lalu seorang berdiri, jadi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya : “Apa yang menahanmu pada yang ke-2 dan ketiga kalinya untuk menjawabku, saya tidak akan menyebutnya di hadapanmu kecuali untuk kebaikan, sesungguhnya si fulan –salah satu dari keluarga mereka- ia meninggal dunia dan ia tertahan dengan hutangnya”, ia (Samurah) berkata : “Sungguh saya telah saksikan keluarganya dan siapa saja yang sedih buat dia melunasi hutangnya, sampai tidak ada seorangpun yang menagih satu hal kepadanya. ” (HR. Ahmad)
Syeikh Abdul Muhsin Al Abbad berkata :
أي : محبوس عن دخول الجنة.
“Maksud dari “ia tertahan dengan hutangnya” yakni ia tertahan dari masuk surga.
Allohumma inni a'udzubika minal hammi wal hazani, wa'audzubika minal ajzi wal kasali, wa'audzubika minal jubni wal bukhli, wa a'udzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijali
(Ya Allah.. sesungguhnya saya berlindung pada Engkau dari bingung dan sedih. Saya berlindung pada Engkau dari lemah dan malas, Saya berlindung pada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan saya berlindung pada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia)
l
http://www.kabarherbal.com/2016/03/astaghfirullah-inilah-akibat-orang-yang.htm
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya