Hey Tuhan, semoga di tengah kesibukanmu mengurusi berbagai hal kamu punya waktu untuk mendengar. Ijinkan kali ini aku duduk di sampingMu. Bersandar manja sesaat di bahuMu. Sebab kadang aku tidak tahu bisa dapat kekuatan dari mana lagi selain dari situ.
Makin dewasa, hidup ternyata tidak jadi lebih mudah ya Tuhan? Sampai hari ini aku masih belum mengerti soal banyak hal. Mau jadi apa, harus membawa hidup ke arah mana, sampai kelak berbagi hidup dan bercinta dengan siapa. Tapi satu yang pasti — aku tahu Kamu ada.
Kau satu yang selalu bertahan di akhir hari. Walau jelas mengurusiku kadang mengesalkan sekali
Tidak mudah punya hamba seperti aku ini, Tuhan. Banyak mintanya. Sedikit perbuatan baiknya. Jarang pula menyapaMu di waktu yang seharusnya sudah jadi kesepakatan kita bersama. Sementara Kamu selalu datang dengan berlari saat dipanggil, aku baru datang setelah sakit hati sampai menangis hingga menggigil.
Namun kamu selalu ada. Janjimu adil.
Dengan tingkat konsistensi macam ini, aku yakin Kamu lah yang layak jadi sandaran di akhir hari. Bahkan kawan terbaik pun bisa meninggalkan dan mengkhianati. Keluarga sedarah bisa membuat sakit hati. Tapi Kamu selalu murah hati dan sabar sekali. Sampai memilih untuk tidak pergi.
Saat ini aku belum tahu sedang Kau bawa ke mana. Tapi sederhana saja. Tolong ajari aku percaya bahwa Kau punya rencana
Kadang saat melihatroad maphidupku aku sering tertawa geli. Mau Kau bawa ke mana aku ini? Rasa-rasanya jika hidupku ini CV berbagai kegiatan di dalamnya sudah tidak bersinggungan sama sekali.
Kamu membiarkanku menjajal banyak hal. Menceburkanku dalam berbagai kegiatan agar aku makin tangguh dan pejal. Di situ banyak orang anyar yang kukenal. Kesempatan baru terbuka, kemudian jalan hidup terasa makin absurd saja.
Bukan cuma sekali aku bertanya. Sesungguhnya Kamu ini punya rencana apa? Kenapa kamu membiarkanku masuk ke Jurusan Teknik, bukan Seni. Jika di akhir hari main gitar dan berpuisilah yang jadi sumber ketenangan hati. Kenapa Kamu membiarkanku masuk ke pekerjaan yang harus perlahan merintis semua dari nol bersama-sama, bukannya ke perusahaan stabil yang sudah ternama?
Ah…tapi kuminta tolong buat aku selalu percaya bahwa Kamu selalu punya rencana.
Kuserahkan urusan masa depan, tetek bengek kecemasan, sampai soal dia yang kelak bisa diajak berbagi beban. BahuMu kuat Tuhan. Aku yakin Kamu tak keberatan
Akan kutangguhkan kegemaranku mengeluh di sosial media. Curhat sana-sini agar mendapat perhatian. Karena sesungguhnya bahuMu sudah cukup jadi sandaran.
Mulai saat ini kuringkas semua kecemasan yang bertengger di hatiku. Kecopoti berbagai pertanyaan yang masih bergelanyut di ujung pintu. Kemudian menyerahkan semua pertanyaan-pertanyaan itu padaMu.
Ini hakMu Tuhan, hendak membentukku dengan cara macam apa. Mau Kau putar-putar dalam roller coaster hingga nanti aku paham apa ujungnya pun tak berhak aku menolaknya. Akan kubungkam mulut, kusimpan keluh, lalu mengikuti jalurnya saja. Kali ini aku ingin belajar jadi Hamba yang lebih berserah. Lebih percaya.
Aku ini kadang sok tahu. Sementara Kau agen kepercayaan nomor satu. Tolong jangan bosan atau pergi dulu. Aku akan selalu membutuhkanMu
Di luar sana boleh terjadi perubahan rezim besar-besaran. Atau sesederhana banyak dari mereka yang dengan mudah berganti pasangan. Tapi kuharap Kamu tidak mudah bosan. Mau bertahan di sisi. Terus mendengar dan membuka diri hingga akhir hari.
Jelas tidak mudah jadi Kau, Tuhan. Mengurusi Hamba-hamba nakal, usil, dan banyak minta macam aku. Tapi senakal apapun aku, toh di ujung hari aku akan selalu kembali padaMu.
Tolong jangan bosan atau pergi dulu. Sampai kapanpun aku akan terus membutuhkanmu.
Salam sayang,
Hamba yang kadang nakal — tapi mencintaiMu
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya