Oleh: Azwar Rasmin, planetazwar@gmail.com
TIDAK semua yang ada kesamaannya itu bisa dikatakan sama. Seperti contoh laki-laki dan perempuan itu sama-sama manusia. Sama-sama punya kepala, mata, telinga, hidung dan lainnya. Tapi tentu tidaklah latah kita mengatakan mereka itu sama. Kita pasti mengatakan laki-laki dan perempuan itu beda dan tidak sama satu sama lainnya.
Begitupun tentang agama dan beragama, agama islam tentulah tidak sama satu sama lain dengan agama kristen, budha, hindu dan atau agama lainnya. Walaupun sama-sama dikatakan agama, sama punya tuhan, sama punya kitab yang dianggap suci, sama punya tokoh teladan yang diteladani.
Keyakinan seseorang memilih sebuah agama, berarti dia telah memilih agama tersebut sebagai pilihan terbaik untuk hidupnya. Otomatis secara absolut dia telah menafikan kelebihan dari agama lain. Jika seseorang mengatakan semua agama itu sama, maka dia tidak perlu memilih menetapkan satu agama untuknya. Dan tidak perlu juga dia menetapkan satu agama di berbagai kelengkapan dirinya.
Tidak perlu kita memaksakan dan mengatakan agama yang berbeda itu sama. Islam tentu beda dengan Kristen, kristen beda dengan hindu, hindu beda dengan budha, begitupun lainnya.
Yang beragama islam silahkan menjalankan ibadah dan keyakinannya, kristen pun begitu, budha, hindu dan agama lainnya silahkan melaksanakan ibadah dan keyakinannya masing-masing.
Tidak perlu kita membodohi diri kita dengan mengatakan semua agama itu sama. Jika itu sama, silahkan anda menganggap tuhan itu sapi bagi Non Hindus atau menganggap anak tuhan itu Nabi Isa (yesus) bagi non kristen atau menyembah budha bagi non budhis dan atau silahkan anda syahadatain, sholawat dan berhaji bagi non muslim. Tentu anda akan menolaknya serta merta. Penolakan anda itu menjadi bukti bahwa anda menafikan kesamaan semua agama dan tentu secara tidak langsung anda telah membenarkan bahwa semua AGAMA itu TIDAK SAMA.
Terakhir. Menurut hemat saya, tidaklah orang yang mengatakan semua agama itu sama kecuali orang yang ditunggangi oleh orang-orang yang ingin menjauhkan dan menggiring perlahan seseorang untuk berpindah agama ke agama tertentu. Menyikapi hal tersebut terakhir. Demi toleransi beragama, mungkin ada baiknya jika setiap orang beragama berprinsip dan berkata kepada orang-orang yang mengatakan semua agama itu sama sebagai berikut. “Bagiku agamaku, bagimu agamamu. Bagiku ibadahku, bagimu ibadahmu. Agamaku tak sama dengan agamamu. Kuyakin agamaku yang terbaik, karena itu aku memilihnya dan dengannya aku selamat.
Sumber : islampos
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya