Minggu, 27 Maret 2016

Sebelum Nikah, Ceritakan Apa Adanya Mengenai Dirimu

Menikah adalah sebuah ibadah yang sanggup menyempurnakan separuh agama. Oleh karenanya, setiap muslim yang telah diberikan istitho'ah (kemampuan) oleh Allah SWT, baik itu dari segi materi juga kesiapan diri, maka bersegeralah buat menikah. Karena, semakin larut pernikahan ditunda, mungkin rasa cinta, sebagai bentuk anugerah berdasarkan Allah SWT mampu saja hilang dan lenyap begitu saja karena telah gak ada cita-cita buat bersatu pada ikatan yang suci.

Sebelum menikah, tentunya terdapat aneka macam hal yang harus dipertimbangkan. Diantaranya saat memilih calon pendamping. Kita wajib bisa menyeleksi secara baik sesuai anjuran syariat, agar jangan sampai kita menyesal di kemudian hari. Dan tentunya, bersikap terbuka adalah pilihan bijak, dan itu lebih baik.

Sebagaimana dikutip dari Sayyid Sabiq dalam kitab Romant Islam Serpihan kata Berhikmah bagi Pendamba keluarga Sakinah, karya Ustadz Muhammad Arifin pandangan baru,
 “Terus terang dan menceritakan apa adanya tentang diri sebelum menikah adalah syarat untuk meraih keluarga sakinah. Karena itu jangan bungkus keadaanmu dengan kata-kata dusta. Sampaikanlah apa adanya.”

Apa yang disampaikan oleh Sayyid Sabiq diatas memang sudah semestinya harus dilakukan. Lantaran keterbukaan sebelum menikah bisa jadi nilai tersendiri bagi orang lain yang akan menjadi pendamping hayati kita. Hingga, dia bisa mempertimbangkan secara matang, apakah beliau mau lapang dada dengan keadaan kita yang seperti ini atau kah tidak.

Keterbukaan pada sini bukan berarti kita membocorkan seluruh aib mengenai hidup kita. Melainkan, kita menceritakan bagaimana kondisi diri dan keluarga kita kepada calon penjaga hati. Hal ini, adalah keliru satu kondisi untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah warahmah. Karena, jika sebuah pernikahan diawali dengan keterbukaan serta keterusterangan, maka dalam menjalankan tempat tinggal tangga pun hati akan terasa damai dan nyaman.

BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA

Halaman Berikutnya