“Lho, anak kamu masih balita kok sudah pakai kacamata?” kata Indriani Ayu Kurnia Dewi menirukan pertanyaan yang sering dilontarkan orang yang bertemu dengannya dan buah hati, Muhammad Rizkia Putra Bayu.
Indriani menyambut pertanyaan itu sebagai kewajaran jika dilontarkan mereka yang baru pertama bertemu. Pasalnya, buah hati yang berumur lima tahun sudah memakai kacamata minus. Hanya saja, supervisor perusahaan mebel ini merasa sedih setiap mendengat pertanyaan serupa disampaikan orang-orang di sekitar.
Menurut Indriani, sang putra terpaksa memakai kacamatalantaran kemampuan melihat jarak jauh yang menurun. "Saya sebenarnya sudah curiga sejak Putra suka memicingkan serta mengkucek mata. Saat itu, dia berumur tiga tahun. Lama kelamaan, dia tidak bisa melihat secara jelas mamanya yang berjarak sekitar lima meter. Malah, saya dianggap orang lain. Nonton televisi juga harus dekat. Pokoknya, tidak selincah teman sebaya kalau soal penglihatan," ceritanya.
Rasa curiga bertambah saat wanita 28 tahun ini ingat, sang suami, sudah memakai kacamata sejak duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Warga Bukit Semarang Baru ini pun akhirnya membawa Putra ke dokter mata. Atas saran dokter, Putra memakai kacamata agar melihat secara jelas dan pertambahan minus bisa dihambat.
Menurutnya, tantangan terberat adalah membiasakan Putra memakai kacamata. Awalnya, Putra menolak, bahkan menangis saat bingkai kacamata disematkan di depan mata. Hingga akhirnya, dia menemukan cara agar si kecil terbiasa. "Saya mengajak Putra memakai kacamata saat ia sedang asyik bermain sehingga tidak sadar. Selain itu, model kacamata yang diberikan juga lucu-lucu," jelas Indriani.
Kacamata juga sudah akrab bagi Nurul Hidayah Rahmawati. Pelajar kelas 5 SD Al Hikmah ini memakai kacamata sejak kelas 3 SD. Menurutnya, kacamata tersebut membantu dia melihat tulisan guru di papan tulis.
Tidak hanya dalam proses belajar mengajar, Nurul juga memakaikacamata saat bermain bersama teman. "Kalau tidak pakaikacamata, semuanya terlihat kabur, nggak jelas. Paling, kalau mau bobok baru dilepas," ujarnya polos.
Dokter spesialis mata RS Pantiwilasa Dr Cipto, dr Santi Wuriyani SpM menjelaskan, kacamata merupakan alat bantu menanggulangi gangguan penglihatan jarak jauh anak. Selain itu, dapat memberi efek yang positif bagi perkembangan koordinasi mata dan otak si kecil.
"Tidak semua balita yang ada dalam kondisi ini harus memakaikacamata. Namun, jika si kecil terlihat sangat kesulitan melihat benda jauh, sebaiknya dia memakai alat bantu penglihatan. Tetapi, ingat, kacamata bukan alat menyembuhkan. Hanya, alat bantu sebab potensi minus pada anak masih bisa bertambah sesuai masa pertumbuhan," tegasnya.
Tips Cegah Mata Anak Mengalami Minus
Orangtua punya peran besar mencegah anak mengalami mata minus. Mereka juga mengenali gejala yang menandakan penglihatan buah hati terganggu. Berikut tips dari dokter spesialis mata RS Pantiwilasa Dr Cipto, dr Santi Wuriyani SpM, agar anak terhindar dari mata minus :
- Imbangi aktivitas dalam ruangan dan di luar ruangan. Artinya, anak-anak yang sering beraktivitas dalam ruangan secara terus menerus punya risiko lebih besar terkena gangguan penglihatan.
- Istirahatkan mata selama satu menit setiap 20 menit di depan gadget untuk memberi kesempatan mata beristirahat.
- Segera periksa ke dokter saat anak menunjukkan gejala mata mengalami minus, di antaranya, menyipitkan mata saat melihat jarak jauh, sering mengucek-kucek mata atau prestasi belajar menurun, untuk mendapat perawatan tepat.
- Rutin kontrol mata ke dokter mata, setiap enam bulan sekali.
- Konsumsi sayur dan buah secara cukup.
(Sumber:http://jateng.tribunnews.com/2016/03/27/jika-penglihatan-anak-balita-mulai-kabur-jangan-biarkan-makin-parah-begini-solusinya)
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya