Kamis, 07 Januari 2016

Kesesuaian antara Lidah dan Hati



Kesesuaian antara yang diucapkan dengan yang ada di dalam hati, inilah maksud berdoa dengan kesungguhan hati. Saat kita menginginkan suatu hal maka sesungguhya kita memang menginginkan hal itu, bukan hal-hal lain. Doa yang sesuai dengan apa yang tertanam di dasar hati inilah yang didengar Allah dengan penuh perhatian.
“Apabila enkau berdoa, janganlah berkata, ‘Ya Allah, ampunilah aku kalau Engkau menghendaki, rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki, dan berilah aku rezeki kalau Engkau menghendaki.’ Hendaklah kau memohon dengan kesungguhan hati, sebab Allah sanggup melakukan segala yang dikehendaki-Nya dan tidak ada paksaan terhadap-Nya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdoa dengan kesungguhan hati juga berarti menundukkan hati sepenuhnya kepada Allah dan menunjukkan sikap bahwa kita adalah hamba yang sangat membutuhkan pertolongan-Nya. Kita menghadap Allah dengan keyakinan yang penuh, meminta kepada-Nya dengan kerendahan hati, mengulang-ulang permohonan, dan menunjukkan harapan besar akan terkabulnya doa kita.
Sekarang, coba bayangkan, apa yang ada di benak kita saat ada pengemis menghampiri kita dan meminta sedekah, namun wajahnya ia palingkan dari mata kita? ia menoleh ke kiri atau kanan seakan tidak terlalu membutuhkan pertolongan kita. Apakah kita senang dengan sekiapnya? Tentunya tidak, bukan? Bayangkan sekali lagi, seorang teman datang ke rumah dan meminta bantuan kita untuk diajari tugas yang sangat rumit, tapi dia sendiri malah asyik bermain tablet dan tertawa cekikikan? Apakah kita senang dengan sikapnya dan mau membantunya? Tentunya tidak, bukan?
Jadi, bersungguh-sungguhlah memohon kepada-Nya. Yakinlah bahwa Allah Mahakuasa atas seagla sesuatu. Jika Allah mengatakan, “Jadilah!” maka jadilah ia. “Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia mengehendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ maka jadilah ia.” (QS. Yasin: 82). [islampos]

BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA

Halaman Berikutnya