Saat bentrok antara personel TNI dan Polisi di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Provinsi Sulawesi Barat, terdengar empat kali tembakan, dan satu di antaranya mengenai perut Prada Yuliadi, anggota Yonif 721 Kompi Senapan B Makkasau.
"Saat adu mulut kedua kalinya antara anggota kita dan anggota Patroli Bermotor (Patmor), langsung terjadi perkelahian. Ada empat kali terdengar letusan tembakan dan satu di antaranya kena perut kiri bawah Prada Yuliadi, dan meninggal," kata Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar kepada wartawan, di Makassar, Senin (31/8/2015) siang.
Sedikit kronologi disampaikan jenderal bintang dua itu. Kejadian berawal saat polisi yang melakukan pengamanan road race mendorong warga yang menonton agar tidak jauh masuk ke arena balap. Di tengah warga itu, ada anggota TNI bernama Praka Laksmono yang membawa anak. Dia terdorong sampai terpental.
Tidak terima tindakan polisi, Praka Laksmono mengatakan dirinya juga anggota. Diduga sang polisi tidak percaya karena Praka Laksmono berpakaian preman. Saat itu terjadi pengeroyokan terhadap Praka Laksmono kemudian dilerai.
"Di tempat kejadian itu ada beberapa anggota lain di lapangan yang tidak terima dengan pengeroyokan tersebut. Anggota dari Yonif 721 Kompi Senapan B langsung mendatangi anggota Patmor dan kembali terjadi adu mulut disusul perkelahian. Di saat itulah terdengar letusan tembakan," jelasnya.
Ketika itu jumlah anggota TNI sekira 10 orang, seementara polisi lebih banyak karena tengah melakukan pengamanan. "Tidak terjadi baku tembak karena TNI tidak bawa senjata. Yang menembak itu dari kepolisian," tandasnya.
Ditanya adanya penyerangan dan pembakaran di Mapolres Polman oleh personel TNI, Mayjen TNI Bachtiar membantah. Namun dia mengakui terjadi perusakan satu mobil (pemecahan kaca) dan enam motor terbakar. Dari enam motor yang terbakar, hanya satu yang dibakar TNI, sementara sisanya warga yang membakar.
Sementara soal pembakaran Pos Polisi Palippis, Kecamatan Balanipa, dia mengatakan belum mengetahui siapa pelakunya. "Dalam situasi seperti ini bisa saja ada pihak lain yang memanfaatkan situasi," ujarnya.
BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA
Halaman Berikutnya